Hujan

Hari-hari terakhir jakarta diguyur hujan. Jadi ingat waktu kecil di kampung. Saat hujan aku justru suka bermain-main di bawah guyuran hujan, menyusuri jalan tanah yang tergenang air, dan terkadang masuk lubang sampah. Tak jarang pula kita malah main bola. Asyikk…. apalagi kalau sewaktu nendang terpeleset, huuu…. rasanya gimana gitu.

Makanya, ketika suatu hari Jakarta dilanda hujan dan anakku yang berusia 5 tahun termangu menonton Space Toon, aku suruh aja ia main hujan-hujanan. Pertama agak ragu-ragu. “Dingin,” katanya. Namun setelah tak suruh mencoba sedikit-sedikit, akhirnya ia mau dan justru kesenangan. Giliran aku yang diprotes keluarga besarku. “Nanti kalau sakit aku gak tanggung lo!” kata mereka. Aku pun diam saja. Kapan lagi kesempatan main hujan kalau tidak selagi anak-anak?

Ternyata anakku menyukai main hujan-hujanan. Nyatanya ketika hujan mengguyur Jakarta ketika aku libur ia minta main-main lagi. Cuma kali ini aku tidak memperbolehkan karena aku lihat hujannya tidak deras. Agak kecewa mungkin dan menimbulkan pertanyaan, mengapa sekarang tidak boleh? Apa hubungan hujan tidak deras dengan tidak boleh berhujan-hujan. Untung aku berhasil mengajaknya untuk melupakan persoalan tadi.

Sekarang, ketika hujan deras anakku selalu minta berhujan-hujan. Selama badannya sehat aku pun mengiyakan saja. Meski cuma main di halaman rumah, tidak seperti aku yang dulu main hujan-hujan keliling kampung.

awal januari 06

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s