Jadwal gowes tapi belum punya tujuan. Soalnya gak ada teman. Beberapa teman yang saya hubungi mundur teratur. Ya sudah, gowes sendirian. Yang penting jalan dulu. Tujuan ditentukan di perjalanan saja. Akhirnya terpikir untuk uji ketahanan: Gunung Pancar, Km 0 Bojongkoneng, Rindu Alam Puncak.

Start dari Condet pukul 6.20. Lumayan siang hehe… Tapi jalanan masih sepi. Mau sarapan roti kok sudah jamuran, ya sudah minum teh manis saja dan nanti nyari Indomaret atau Alfamart di sepanjang jalan. Jalan santai tak terasa sudah sampai Simpangan Depok. Mau nyari Indomaret atau Alfamart yang searah ternyata tidak ada. Baru sadar kalau sebelah kiri sungai yang gak mungkin berdiri bangunan sekelas Indomaret di atasnya. Ya sudah, akhirnya nyari yang sebelah kanan jalan. Mengapa saya ngotot nyari yang searah. Soalnya ada kejadian ada yang langsung ngeloyor searah jalan begitu keluar dari toko. *Lebay.com*
Akhirnya melihat Indomaret di sebelah kanan selepas Cilodong sebelum jembatan layang Cibinong. Siap2 belok kanan deh. Dua roti lansiran Sari Roti dan dua botol minuman berpindah tangan. Plus Oreo hehe … Roti langsung tandas sedangkan minuman harus cukup untuk perjalanan ini. Soalnya tempat botol cuma dua buah. Sembari makan roti iseng melihat pedagang pintu di seberang jalan sedang menyiapkan dagangannya. Potret ah!
Tak perlu buang waktu karena sendirian langsung gowes lagi. Melawan arah sebentar sebab lalu lintas sudah mulai ramai, lalu geser kiri sebelum nanjak jembatan layang. Sampai di puncak jembatan lihat kemacetan di depan Pasar Cibinong. Untung pakai sepeda sehingga bisa nyempil kayak upil.
Menyusuri Jalan Raya Bogor sambil menyaksikan aktivitas warga di sepanjang jalan mengasyikan juga. Terlebih ada anak-anak sekolah yang sedang menunggu angkot. Tanpa terasa sudah sampai pertigaan yang menghubungkan Jalan Raya Bogor dan Sirkuit Sentul. Belok kiri menyusuri jalan baru ini. Belum jauh dari jembatan pertama sudah ada telepon masuk. Si sulung memberi tahu mau main ke rumah temannya. Pas lagi nelepon seorang goweser nyalip. Kayaknya mau ke Sentul juga nih. Kelar menerima telepon langsung ngacir ngejar goweser yang nyalip tadi.
Selepas Sirkuit Sentul jalanan rusak. Baru mulus selepas belokan mengarah ke Pasar Babakan Madang. Begitu juga selepas pertigaan Pasar, jalanan mulus karena dibeton. Tak pikir sampai ke Gn Pancar. Enggak tahunya cuma sejengkal. Ya, lumayan jugalah. Yang jelas, selepas jembatan di pinggir kampung jalan mulus hotmix. Tapi mulai nanjak, dan nanjak, dan terus … sampai ke gerbang Taman Wisata Air Panas Gunung Pancar. Potret gerbangnya ah sama si Satu Hati.
Atur napas dulu. Minum. Lalu bayar tiket masuk. Berhubung susah ambil uang terpaksa sepeda aku senderkan di pagar dulu. Tiket cuma Rp 2.000,- sekali masuk per orang. Sepeda gak ada di daftar ternyata. Lihat foto ya untuk harga tiket yang lain. Juga keterangan selintas soal Taman Wisata Gn Pancar ini.
Memasuki area Taman Wisata langsung terasa adem meski jalanan miring. Deretan pohon pinus menaungi tanah dari sengatan matahari. Awal2 masih sopan miringnya. Menjelang tempat start sepeda downhill baru vulgar miringnya. Gak sempat dan gak mau motret karena memang maunya gowes. Sampai di depan gerbang air panas langsung minum dan istirahat sebentar. Waktu di GPS menunjuk ke angka 08.45. Warung terdekat tak menyediakan nasi, ya pindah di seberang. Nasi, sayur asem, tahu, tempe, teh manis jadi menu sarapan pagi. Plus satu pisang.
Selesai makan tanya ke pemilik warung jalan menuju Taman Budaya Sentul melalui jalur kampung. Masih bisa dilalui kalau pakai sepeda. Begitu sampai lokasi agar ragu. Soalnya jalan tidak diportal dan lebar. Sekarang diportal dan tinggal jalan setapak. Cuek saja, meski sepi. Jalan setapak bebatuan, turun lagi! Sempat berpapasan dengan rombongan goweser juga. Weh salah jalan aku hehe… Ada sekitar 15-an goweser nanjak!
Melipis kampung dan sampai di perumahan Sentul. Jalan aspal mulus turun, geber saja. Soalnya di depan ada tanjakan. Sempat bingung sebab jalan yang menuju ke Bojongkoneng kok jadi mulus. Ternyata sudah dihotmix sampai Km 0. Yang jadi masalah banyak polisi tidurnya hehehe…
Sempat tertarik untuk belok kiri dulu lihat air terjun. Cuma karena belum dapat informasi seberapa jauh ya bimbang juga. Coba kalau petunjuknya lebih informatif dengan diberi tambahan jarak.
Pas nanjak di depan melihat punggung goweser yang sepertinya familiar. Ternyata yang nyalip di Cibinong pas saya telepon. Ternyata bareng rombongan. Ada tiga temannya yang sudah berada di depan. Satu per satu aku sapa sambil basa-basi sebelum akhirnya lanjut sendirian. Soalnya miringnya jalan sudah mulai keterlaluan.
Melewati Bumi Kayangan perasaan sudah sampai Km 0. Semangat gowes. Terlebih Rumah Prabowo lewat dan di atas sana sudah banyak beberapa goweser potret2 narsis. Begitu sampai di puncak saya pun istirahat sebentar dan minta tolong buat foto diri. Cek di GPS angka waktu menunjuk 10.40.
Menggantungkan sepeda dan bertegur sapa saya segera mengecek ponsel siapa tahu ada SMS masuk. Benar juga. Cuma isinya bikin buyar rencana. Suruh ternak teri jam 3 sore. Wah, batal deh ke Rindu Alamnya.
Pulang mencoba lewat Citeureup ternyata panasnya minta ampun. Tak banyak pohon di pinggir jalan. Walhasil kepala mulai cenat-cenut. Mau makan siang kok tanggung. Lanjut saja terus sampai akhirnya mampir beli kelapa muda kedua kalinya di daerah Cisalak (yang pertama di seputaran Sirkuit Sentul).
Istirahat sambil chatting dengan teman lama yang ternyata rumahnya tak lewati. Wah, kalau tahu dari tadi saya pasti mampir. Masih cenat-cenut tapi kudu balik, ya sudahlah. Gowes lagi menyusuri Jalan Raya Bogor yang cukup rindang. Toh perut minta diisi. Mampir ke Acongs di Cijantung.
Sampai rumah mendekati jam 3 sore. Ugh … capai juga.
Dan inilah profil gowesanku hari ini:
