Tidak tepat sebetulnya, tapi 8-8-2008 aku jadikan tetenger untuk ber-B2W. Berhubung tanggal itu ada raker di Puncak, maka aku bawa sepeda dan menggowes di seputaran vila tempat raker.
B2W pertama aku lakukan seminggu sebelumnya. Setelah berburu sepeda, akhirnya aku putuskan membeli sepeda rakitan yang dah jadi melalui situs sepedaku.com. Framenya S-Works M-5 yang belakangan aku tahu generik. Groupset Alivio, fork RST Launch. Pokok waktu aku tanya ke teman yang ngerti sepeda bilangnya cukuplah untuk ber-B2W dan offroad ringan.
Begitulah, butuh 1 jam 20 menit untuk mencapai kantor yang berjarak sekitar 22 km dari rumah. Berangkat sudah tidak pagi lagi (sekitar pukul 08.00) menyusuri jalan yang belum tahu nyaman atau tidak untuk menggowes.
Dari dua hari sekali, lalu setiap hari, tunggangan pun berubah. Frame generik berubah dengan Giant XTC ori. Perlu ditegaskan sebab sebenarnya menyesal juga mengganti ori sebab teman-teman sudah meledek soal generik tadi. Ori atau generik ternyata di kemudian hari tak bermasalah bagiku. Yang penting gowes!
Soal tunggangan, sepeda pertama sekarang sudah bisa dikatakan hilang sebab sudah berganti wujud sedikit demi sedikit. Yang tersisa kini hanyalah wheelset. Bisa jadi sebentar lagi berganti barang juga setelah niat menjual Giant urung gara-gara framenya dekok saat ngangkot dari Gadog ke RA.
Sekarang saya lebih banyak menggunakan sepeda single speed 52-20 untuk ber-B2W. Frame-nya jadul. Mereknya Olympic. Lagi-lagi diledek oleh teman-teman komunitas. Ya, ledekan yang sebenarnya menunjukkan perhatian. Atau prihatin? Entahlah. Komponen lain adalah limbah dari proses upgrade S-Works.
Banyak suka duka selama 3 tahun mengenal kembali sepeda. Berawal dari offroad ke Cijambe, lalu ke Rindu Alam, Cianten, JJ, JPG, Cihuni, TW, Pondok Pemburu. Dari sekadar touring Jakarta – Bogor sampai ikut Jelajah Sepeda Surabaya – Jakarta yang diselenggarakan Kompas (meski saya hanya sampai Cirebon karena ada urusan keluarga). Juga Gowes Waisak yang penuh dengan pengalaman tak terlupakan (menggowes hampir seratus kilometer dalam hujan dan menginap di SPBU).
Yang sangat terasa adalah soal jersey. Bergabung dengan komunitas Kompas Gramedia Cyclist memberi banyak keuntungan soal jersey ini. Soalnya, KGC sering diminta bantuan untuk menjadi marshal dalam sepeda gembira yang diselenggarakan oleh Kompas atau rekanannya. Dulu pada awalnya beli 3 jersey, kini sudah tak terhitung berapa banyak jersey gratisan, mulai dari yang bermutu bagus sampai ada yang bilang sebagai saringan tahu.
Dari sisi kesehatan juga terlihat pengaruh yang berarti. Jika berpatokan pada kolesterol total, maka terjadi penurunan dari 203 ke 169. HDL si kolesterol baik naik dari 46 ke 61. LDL si kolesterol jahat turun dari 132 ke 103. Itu angka setahun sebelum dan dua tahun sesudah ber-B2W. Toh raport kesehatan di kantor tidak pernah lolos haha… Ada saja parameter yang tak tercapai, khususnya berat badan. Padahal secara BMI normal. Tak masalah bagiku. Toh semenjak ber-B2W absen sakit hanya sekali. Gara2 perut!
Lalu, berapa kali cedera selama ber-B2W. Seingat saya sekali. Tulang kering kena pedal. Namun di luar B2W beberapa kali mengalami cedera, seperti jatuh terguling di jalur Rindu Alam dan dengkul kiri kanan belang gara-gara pakai cleat. Juga perut melilit gara-gara minum Pocari yang membuat kalang kabut teman-teman KGC dan sempat masuk UGD RS AL Mintohardjo.
Tiga tahun ternyata menyimpan banyak cerita. Terima kasih kepada teman-teman, sahabat, keluarga yang telah memberiku kesempatan untuk menarik kembali masa-masa indah waktu kecil: bersepeda! Saya tidak tahu akan sampai kapan masa indah itu berujung.