Seperti angin, waktu tak tampak ujudnya. Namun kita bisa melihatnya pada benda atau makhluk sekeliling kita. Daun bergoyang, rambut terurai, atau derak pintu bisa menjadi pertanda adanya angin.
Dan waktu mewujud pada tanaman yang tumbuh tinggi, anak2 yang berubah menjadi dewasa, rambut kita yang berubah warna, atau gadget yang ketinggalan zaman.
Waktu senantiasa tak berubah. Sehari 24 jam, tak kurang tak lebih. Namun jumlah tetap itu menjadi tak tetap pada beberapa orang. Ada yang ingin waktu segera lalu, berganti. Yang lain justru minta waktu bisa menembus angka 24 tadi.
Menghargai waktu menjadi kunci agar waktu tak melindas kita dalam keputusasaan, penyesalan, kegeraman, serta sikap negatif lainnya. Bersyukur untuk setiap detik yang rutin berdetak, menggeser jarum menit, dan membuat jarum jam beringsut.
Tuhan memberi waktu sama untuk semua umat manusia. Cukup atau kurang sangat tergantung dari bagaimana kita menghargai waktu.
Time is like the wind, it lifts the light and leaves the heavy (Domenico Cieri Estrada)
Posted from WordPress for Android