Bank memang mengedepankan asas kehati2an, prudence. Namun, di tengah arus digitalisasi hal itu seperti kontradiksi.
Hanya urusan mau transfer uang ke rekening bank yang sama harus melalui langkah2 yang njlimet.
Pertama harus ada buku tabungan. Untung masih tersimpan. Cetakan terakhir tahun 2003. Alamak … dah 8 tahun aku tak ngeprint buku.
Kedua harus bikin slip penarikan. Aneh. La transfer antarrekening dalam satu bank kok kudu bikin upaya seolah2 narik duit.
Ketiga, wah tandatangan di buku dan slip plus KTP tidak sama. Kudu ngurus di CS. Antri lagi untuk menyamakan tandatangan. Apa kalau proyek e-KTP jadi mesti ribet juga hanya untuk menyamakan perbedaan?
Keempat kembali ke teller dan belum tahu transaksi sukses apa enggak.
Posted from WordPress for Android