Remeh Temeh #JSJP: Pak Yos, Sebuah Antitesis

Sosok Pak Yos

Jika dalam Jelajah Sepeda Surbaya Jakarta yang diselenggarakan Kompas tahun 2010 ada sosok bernama Slamet yang kecil2 cabe rawit (tenaga kuda maksudnya), maka dalam Jelajah Sepeda Jakarta Palembang (JSJP) tahun 2011 ada sosok yang menarik perhatian juga. Namanya Pak Yos.

Di hari perakitan sepeda sosoknya sudah menarik perhatianku. Setelah memperoleh jatah sepeda yang akan digunakan, ia mengoprek sendiri dan menyepi. Jika yang lain menyetel di depan pelataran BBJ, Pak Yos menepi di samping BBJ. Rajin, rapi, dan teliti. Yang diganti groupsetnya. Setelah selesai ia mencobanya. Merasa tidak puas disetel ulang. Kali ini tempatnya berpindah karena haris sudah menjelang malam. Tapi tetap tidak bergabung dengan yang lainnya. Kami semua memang belum banyak kenal.

Selama perjalanan saya sebenarnya tidak banyak berdampingan dengan Pak Yos. Dia posisi selalu di barisan depan atau tengah. Sedangkan saya ada di belakang dan kadang2 di paling depan, belakang RC. Namun sempat beberapa kali berada di sampingnya atau di belakangnya.

Satu hal yang menyedot perhatian saya adalah gaya menggowes Pak Yos. Penuh dengan tenaga. Ya, Pak Yos selalu menggunakan kombinasi gir berat. Seberapa berat nanjak, Pak Yos bergeming dengan gir berat itu. Tak pernah sekali pun ngicik. Kalaupun berpindah, paling casette belakang saja berganti di tengah.

“Tidak capai Pak?” saat beristirahat aku bertanya. Pak Yos menjawab dengan suara lembutnya, “Tidak.” Lalu ia bercerita bahwa pernah disuruh RC Marta untuk mengicik agar menghemat tenaga. “Tapi saya malah merasa capai.”

Apa rahasia Pak Yos?

Dia memang rutin main sepeda road. Seminggu minimal dua kali ia bersepeda dan satunya, biasa hari Sabtu, dalam jarak jauh. Keluar kota biasanya. Selalu ia menggunakan gir berat. “Harus dipaksa Dik. Masak badan dikasih yang enak-enak terus, hehe…. ” Rahasia lain adalah ginseng. Setiap hari ia mengunyah setidaknya dua kali ginseng yang ia kantungi. Sambil menggowes ia mengunyah ginseng dalam potongan kecil.

Pak Yos bisa menjadi antitesis soal ngicik adalah segalanya. Ngicik memang membantu dalam banyak hal, tapi tak semua orang suka ngicik. Masing-masing orang memang unik. Bahkan jika mengukur tinggi sadel dengan menggunakan ukuran ketiak dan pusat BB, Pak Yos pun tak mematuhi aturan itu. Gowesnya cenderung jinjit.

Jadi, kenali dirimu sendiri. Jadilah diri sendiri. Nasihat orang boleh didengar, tapi jangan mengubah gaya gowes Anda, sepanjang Anda nyaman dengan gaya itu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s