Bersepeda dengan membawa beban di pundak sangat tidak disarankan. Meski tas punggung (backpack) sekarang ini sudah dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menyatu dengan punggung, adanya beban tambahan membuat tangan dan punggung cepat lelah.
Punggung hanya boleh dibebani tas hydropack saja sebagai pemasok air saat menggowes. Untuk beban lain sebaiknya ditaruh di tas khusus (pannier) yang bisa ditaruh di rak belakang sepeda. Untuk touring malahan ada pannier yang ditaruh di fork depan.
Untuk barang-barang yang sering dipergunakan, ada pannier depan yang ditaruh di setang sepeda. Salah satu produknya adalah buatan Eiger Bandung. Inilah yang saya coba waktu mengikuti Jelajah Sepeda Jakarta Palembang (JSJP) menempuh jarak sekitar 820 km.
Pannier ini dikaitkan ke handlebar (setang) menggunakan mekanisme penjepit. Ada dua penjepit yang diberikan, sesuai dengan jenis setang yang ada di pasaran: biasa dan oversize (OS). Karena saya pakai setang biasa, maka saya pakai penjepit yang kecil.
Memasangnya mudah. Tinggal memasukkan modul pengait dengan penjepit dan mengencangkannya dengan baut yang sudah disediakan. Kunci L juga sudah disertakan sehingga tak perlu bingung mencari kunci L kecil. Untuk menahan agar pannier tidak turun, diberikan sling baja yang akan menahan pannier turun. Sling baja ini ditautkan ke stem. Pannier tinggal diselipkan di modul pengunci sampai berbunyi klek.
Saya tidak membaca manualnya sehingga tidak tahu berapa maksimal beban yang boleh dimasukkan ke pannier. Waktu JSJP saya membebani dengan netbook 7″ beserta charger-nya, kamera saku, seperangkat alat tulis dan USB flash drive, mantel (yang ternyata tak terpakai sepanjang JSJP), serta dua kaleng minuman Liang Teh. Pokoknya penuh dan kadang sampai susah menutupnya.
Dari segi handling memang ada pengaruhnya. Saya tidak berani untuk lepas tangan karena oleng. Bisa jadi karena berat isi pannier tidak terbagi merata. Begitu juga saat diparkir setang sepeda kudu diputar balik. Artinya ban depan mengarah ke belakang.
Dari sisi kepraktisan harus diakui pannier ini amat membantu. Saya tidak harus menunggu angkutan logistik yang membawa barang-barang peserta manakala butuh netbook untuk mengetik atau cek email. Jersey saya juga berkurang beban kantungnya karna Liang Teh bisa aku taruh di pannier.
Awalnya saya mau memasang rak belakang. Masalahnya sepeda yang saya pakai tidak diperuntukkan touring sehingga tidak dipasang baut khusus rak. Bisa sih pasang rak, tapi rak seatpost yang gantung. Pengalaman selama ini rak gantung seperti itu gak nyaman. Cenderung bergoyang-goyang. Juga tak praktis ketika harus menaik-turunkan seatpost.
Selain kompartemen utama yang bukaannya sudah ergonomis (resletingnya ditaruh di depan kita saat posisi menggowes), pannier ini juga dilengkapi kantung di depan dan samping kiri-kanan. Kantung yang kiri-kanan tak simetris. Masih belum mengerti mengapa dibikin tak sama. Untuk kantung depan bisa digunakan untuk menaruh dompet atau barang-barang tipis lainnya.
Satu hal yang masih kurang adalah tidak dilengkapi raincover. Alhasil kalau hujan deras agak was-was juga. Mengatasinya pakai kantung plastik. Soal daya tahan terhadap air ini belum teruji sebab sepanjang JSJP kemarin tidak turun hujan.
Sling baja berfungsi sebagaimana mestinya. Terguncang di jalanan jelek – khususnya di etape 5-6-7 (dari Muara Enim sampai Palembang) posisi pannier masih kokoh.
Buat mereka yang bersepeda ke kantor dan sepedanya tak ada baut untuk memasang rak belakang, pannier ini bisa menjadi solusi. Cukup untuk menaruh pakaian ganti dan handuk.
Jadi, bebaskan punggung dari ransel. Taruh barang di pannier depan.
harganya berapaan yah yg seperti ini om..?
harga 325rb rupiah om..
beban max 5kg om.
saya dapat separuh harga di surabaya.
lagi ada diskon ya? teman saya juga dapat harga separo belum lama ini.