Citicyclink Tour de Ubud: Persiapan

Tambah satu lagi pemain yang menjual paket wisata bersepeda (atau sepeda berwisata?). Yakni Citilink. Yah, maskapai berbiaya murah dari Garuda Indonesia ini menggelar event berlabel Citicyclink Tour de Ubud: 26 – 28 April 2013. Event ini merupakan kelanjutan dari pembentukan komunitas bersepeda Citilink.

Ubud dipilih karena pesona alam dan kebudayaan yang masih kuat. Meski sudah sangat berubah dibandingkan sepuluh atau dua dekade lalu, alam Ubud yang berada di ketinggian 300 m di atas permukaan laut jelas masih lebih sejuk dibandingkan daerah Bali selatan misalnya. Banyak peninggalan budaya di Ubud, juga persawahan yang dikelola dengan sistem Subak.

Maka, bisa dibayangkan bagaimana asyiknya bersepeda di seputaran Ubud dengan pemandangan seperti itu. Sayangnya, saya lupa tanya rute yang akan dilalui saat dihubungi panitia. Terus diburu kesibukan maka yang ada hanya gedandaban untuk ikut Tour de Ubud ini. Akhirnya saya memutuskan membawa MTB saja. Masalahnya, saya tak punya tas untuk membawa sepeda. Jurus meminjam saya lakukan.

Pesawat berangkat pukul 13.10, dan Jumat pagi saya baru siap2 packing sepeda tanpa punya pengalaman bagaimana cara packing yang benar. Alhasil, beberapa kali mencoba belum ada yang sreg penataannya. Apalagi tas sepeda yang soft sehingga beberapa komponen harus dilindungi jika tidak mau bermasalah.

Pukul 09.00 meninggalkan rumah dengan tujuan kantor. Namun melihat kemacetan di tol dalam kota, saya berubah pikiran dan langsung menuju ke Bandara. Lebih baik menunggu daripada ketinggalan pesawat hehe…

Begitu menginapkan kendaraan dan membawa tas sepeda baru terasa kurang nyamannya tas sepeda model soft begini. Beruntung tak jauh dari parkiran ada troli nganggur sehingga pundak sedikit nyaman. Terpikir juga seandainya membawa kardus susah juga bawanya. Makanya, terpikir untuk memasukkan kardus di soft case ini sehingga sedikit mudah membawanya karena ada cangklokan.

Di pintu gerbang Terminal 1C sudah ada petugas dari Citilink yang langsung menanyakan nama begitu melihat saya membawa troli dengan tas sepeda. Lalu menggunakan HT yang digenggamnya, petugas tadi memberi tahu petugas check in soal kedatangan sepeda. Hmmm … bagus juga pelayanannya.

Setelah melalui pemeriksaan keamanan, petugas dari Citilink kembali mengarahkan ke meja khusus peserta Citicyclink. Urusan bagasi beres saatnya menunggu. Masih ada sedikit waktu sebelum boarding. Saya pun menggunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.

Di ruang tunggu bertemu dengan teman2 yang akan ikut Citicyclink juga. Sesekali ngobrol sambil fokus ke pekerjaan. Nasib jadi kuli tombol ya begini. Harus selalu menekan huruf-huruf di layar papan ketik. Entah itu papan ketik virtual atau papan ketik fisik.

Ketika akhirnya harus boarding, saya menemukan beberapa kursi kosong. Bahkan saya duduk sendirian di deretan 3 kursi pesawat Airbus A320. Begitu mengudara tanpa terasa mata saya terpejam. Dua malam berturut2 harus begadang membuat waktu manyun di pesawat berubah menjadi lautan mimpi. Tanpa gangguan aktivitas orang di sebelah. Sungguh sebuah kemewahan tiada tara.

Terbangun sudah di atas Banyuwangi. Setidaknya itu yang terlihat di luar. Nun jauh di sana, jembatan Suramadu terlihat merentang di sore yang menjelang. Saya memperoleh tempat duduk di sisi kiri pesawat. Seharusnya ada di dekat lorong (aisle), namun karena deretan saya kosong ya saya mepet ke jendela.

Sebuah kawah menyedot perhatian saya. Tidak familiar dengan gunung-gunung di Indonesia, saya menduga-duga saja gunung apa itu. Sebuah kawah besar dengan kawah kecil di dalamnya. Bromo? Bukankah seharusnya sudah lewat? Raung? Arjuna? Entahlah, saya harus bertanya kepada teman yang pendaki gunung.

Mendarat di Bali dengan mulus segera saya bersiap-siap turun dan merencanakan apa yang bisa dilakukan setelah sampai di hotel dan selesai merakit sepeda. Jadi teringat saat pertama kali ikut Jelajah Sepeda Surabaya Jakarta yang diselenggarakan Kompas.  Begitu selesai merakit sepeda langsung jalan2 keliling Surabaya sampai ke Jembatan Suramadu.

***

Sore itu ternyata jalan dari Bandara sampai ke Sanur macet total. Belum lagi di Bandara masih menunggu para peserta yang lain berkumpul. Pengerjaan underpass di Simpang Siur menyebabkan kendaraan merayap. Menyambut APEC di bulan September nanti Bali seperti mengebut mengerjakan banyak proyek. Selain Bandara, juga jalan tol melintasi laut dari Bandara untuk mengurai kemacetan di jalur Nusa Dua.

Alhasil sampai Sanur Paradise Plaza sudah malam. Setelah check in, langsung menuju ke tenda putih di tempat parkir. Di sini sudah menunggu sepeda-sepeda yang dibawa para peserta. Setelah mengasihkan nomor sepeda, saya pun menuju ke tas sepeda saya. Nomernya 009.

Saat itu sudah ada beberapa peserta yang membongkar sepedanya dan rasanya keder juga melihat barisan sepeda fulsus dengan merek yang sudah kondang. Sedangkan punya saya hanya HT merek biasa saja. Setelah tas dibuka, satu per satu komponen sepeda saya keluarkan. Pertama pasang handlebar yang saya copot dari stem. Lalu sadle sehingga sepeda bisa berdiri terbalik.

Masalah baru muncul saat mau masang RD. Untuk menghindari agar RD tak tergencet saat dimasukkan ke kargo, maka RD saya copot dari dudukannya dan saya ikat di chainstay sehingga terlindung. Ternyata rantai “bundet” akibat terguncang-guncang. Tenda yang panas membuat suasana tidak nyaman. Peluh sudah bercucuran hanya untuk memasang RD. Toh bisa kepasang juga dengan bantuan salah seorang peserta.

RD beres sisanya tak menjadi soal. Ban terpasang, lalu pompa, dan cek keseluruhan. Kok ada yang aneh? Putaran crank agak seret. Seperti ada yang mengganjal. Apa karena sudah lama tidak terpakai. Ah, aku mencoba tak peduli dan mulai mengetes sepeda keliling pelataran parkir hotel.

Malam mulai merangkak dan aku harus mempersiapkan diri untuk gowes esok harinya. Meski dari penjelasan panitia rute besok lebih banyak turunnya, namun kondisi tubuh akibat kurang tidur tak bisa kuabaikan.

So, selamat malam. Sampai ketemu di rute Citicyclink esok hari.

citicyclink IMAG0933
Udara dingin menyeruak di kabin begitu penumpang masuk ke pesawat.
citicyclink IMAG0937
Pengambilan bagasi. Siap-siap ke hotel.
citicyclink IMAG0940
Tag yang harus ditempelkan di tas sepeda, dicantolkan di sepeda, dan satu dibawa sebagai tanda untuk mengambil sepeda.
citicyclink-IMAG0942
Iseng memotret atap lobby Sanur Paradize Plaza Hotel sembari menunggu pembagian kamar.
citicyclink-IMAG0943
Di dalam tenda ini kami merakit sepeda sambil berpeluh meski malam hari.
Advertisement

3 Comments

  1. hehehe ternyata 009 itu om gussur alias Agus Surono, namanya udah sering saya dengar ternyata ketemunya di acara Citicyclink 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s