Agak ragu-ragu untuk ikut, namun berhubung sudah niat ya dijalani semampunya saja. Kegiatan ini terlalu dekat dengan lomba lari Adidas King of The Road seminggu sebelumnya. Masih terasa sakit di kaki – pegal tepatnya – sehingga saya tidak lari selama seminggu. Hanya jalan kaki ringan untuk melemaskan kaki.
Minggu pagi 6 Oktober 2013 akhirnya berangkat juga. Nanya ke beberapa teman ternyata tidak ada yang ikut. Di antara 5.000-an peserta tak ada wajah yang aku kenal. Ada beberapa sih, cuma entah di mana keberadaannya. Jadilah lari sendiri. Lari mandiri, sesuai dengan judul kegiatan ini, Mandiri Run.
Dari tiga lomba lari yang sudah aku ikuti, Mandiri Run ini kurang mengantisipasi tempat start. Mengambil tempat di depan Senayan City di salah satu jalur yang dekat dengan Binus jelas terlalu sempit untuk menampung 5.000-an peserta seperti yang diklaim panitia. Kemudian pengeras suara yang tidak jelas membuat posisi start amburadul. Tak ada kejelasan di mana lajur 10 K dan 5 K. Akhirnya semua campur bawur di jalur start selebar sekitar 15 m itu.
Plang pembagian pace pun menjadi tak berguna. Sesuai skenario panitia, peserta yang memiliki pace kecil (3-4 menit/km) ada di depan dan berturut-turut pace yang lebih besar. Namun papan itu tidak kentara dan tak semua orang tahu apa itu maksudnya.
“Pace itu apa sih?” sebuah pertanyaan aku dengar dari kerumunan.
***
Sekitar pukul 06.00 lagu Indonesia Raya baru berkumandang. Seharusnya sudah kibaran bendera mulai untuk 10 K. Begitu kibasan bendera dilakukan, dari kiri kanan gerbang start merangsek peserta yang selintas aku lihat kelompok 5K. Alhasil gerbang start pun mampet. Saya sempat mikir, yang start duluan 5K apa 10 K. Sampai putaran di Asia Afrika sebelum lampu lalin saya masih berpikir ini startnya barengan atau sendiri-sendiri?
Beruntung marshal cukup sigap untuk mengamankan jalur sehingga lintasan lari relatif steril begitu memasuki wilayah Hari Bebas Kendaraan Sudirman – Thamrin. Di dekat Sahid bertemu dengan rombongan Jakarta Race yang start dari Four Season. Lomba lari amal untuk mendukung pemberantasan kanker.
Putar balik di Jalan Blora, begitu sampai di Dukuh Atas bertemu lagi dengan rombongan Jakarta Race yang menyeberang dari Landmark ke arah BNI. Sepertinya ini rombongan belakang.
Pasokan air di bawah jalan layang Casablanca agak ribet. Yang ngasih botol di kanan sedangkan meja tempat gelas di sebelah kiri. Sementara pasokan tak begitu mengalir dengan lancar. Jadi ada yang ngambil sendiri. Oya, dibandingkan dengan dua lomba lari sebelumnya, kali ini hanya ada air bening atau air mineral saja. Tidak ada air keruh semacam Pocari Sweat. Agak disesalkan juga, terlebih petugas yang ngasih minuman kebanyakan cowok hehehe,,,, Coba ada yang bening!
“Petaka” muncul di bawah kolong Semanggi. Ternyata rombongan 5 K masih banyak yang di lintasan. Mana banyak yang jalan. Terpaksa berjibaku zigzag mencari celah. Salah saya yang larinya lambat kali. Kalau cepat tentu masih bertemu dengan rombongan 5K yang lari juga.
“Petaka” kedua terjadi selepas gerbang finish. Meski di Garmin F-10 saya sudah lewat dari 10K (tepatnya 10,58 km), saya tak mempermasalahkan hal itu. Yang menjadi kekecewaan saya adalah selepas finish tidak ada pengalungan medali atau meja refreshment. Justru yang ada pembagian kipas. Gerbang finish ini ada di seberang Patung “Pizza” arah STC. Di mana pembagian medali dan meja minuman plus pisangnya?
Sambil kipas-kipas badan, ternyata medali dan refreshment ada di seberang gerbang start alias di depan Senayan City. Itu pun cuma satu jalur sehingga kembali terjadi antrian. Tak ada pembedaan antara 5K dan 10K. Setelah dikalungi medali dan gelang plus kartu e-money, kembali peserta antri mengambil minuman dan pisang.
Gelang e-money belum ada uangnya, sementara kartu e-moneynya sudah terisi Rp50 ribu yang bisa digunakan untuk berbelanja di lapak-lapak makanan Nusantara. Saya hanya membeli serabi karena itu yang antriannya tidak panjang. Setelahnya langsung pulang.
Kualitas medali memprihatinkan. Membaca postingan di Indorunner bahwa sebelumnya tidak ada medali, lalu ada pemberitahuan akan dibagikan medali, apakah ini menjadi penyebab? Soalnya pengerjaan akhir medali sepertinya belum tuntas. Keping medali begitu tipis dan bagian tepi masih ada yang tajam.
Tapi ya mau bagaimana lagi? Kita lihat saja di gelaran Mandiri Jakarta Marathon dua minggu lagi (27 Oktober 2013). Rute bisa dilihat di Garmin Connect.
I read a lot of interesting posts here. Probably you spend a lot of time writing, i know how to save
you a lot of time, there is an online tool that creates high quality,
SEO friendly posts in minutes, just type in google
– laranitas free content source