Ingat Ini Saat Mau Lari

gussur.wordpress.com – Tiba-tiba saja olahraga lari semakin marak. Lihat saja di setiap Hari Bebas Kendaraan (HBK) di kawasan Thamrin-Sudirman. Hampir tiap minggu ada gelaran lari. Bahkan tak hanya satu, tapi dua atau lebih. Tak hanya itu, di lintasan HBK ini dengan mudah kita menermukan orang-orang yang melakukan aktivitas lari. Sendiri atau berombongan. Mengikuti jalur bus transj atau melawannya. Dari yang berpakaian ala kadarnya sampai yang berpakaian ala atlet lari profesional.

Lari menjadi tren setelah sebelumnya bersepeda. Banyak yang latah ikut-ikutan. Sebelum benar-benar lari, ada baiknya membaca artikel yang saya sadur dari kompas.com berikut ini. Uraian ini berasal dari Alex Figuerora, pelatih lari profesional dan pendiri Priority1 Wellness.

  1. Buang sepatu olahraga yang telah sering dipakai

    Apabila akvitas berlari Anda mengandalkan sepatu lari yang mahal dan bermerek, Anda harus menyimak uraian berikut. Sepatu yang keseringan dipakai, tak lagi memberikan fungsi maksimal. Sepatu olahraga tidak sama dengan jenis sepatu lainnya. Sepatu lari dirilis dengan fitur-fitur yang memiliki jangka waktu berbatas. Jadi, ketika sepatu usang masih tetap Anda kenakan untuk lari, hal ini hanya akan membuat kaki lemah dan tubuh cenderung mudah sakit atau cedera.

  2. Jangan melangkah terlalu lebar

    Posisi badan terlalu menjorok ke depan dapat menguras energi Anda. Sikap tubuh paling efisien saat berlari adalah tegak dan sedikit saja bersandar ke arah depan. Jika sewaktu berlari Anda merasa tubuh tidak seimbang, seperti akan terjatuh, jangan langsung berhenti, majulah sedikit untuk “menangkap” tubuh dan menjaga keseimbangan.

  3. Jangan berlari terlalu cepat

    Banyak dari Anda yang berpikir bahwa dengan berlari cepat, maka kalori yang terbakar semakin banyak, atau tubuh menjadi lebih bugar dan sehat. Figuerora justru merekomendasikan teknik berlari bertahap yang mudah untuk diaplikasikan.Mulanya Anda harus berlatih lari santai terlebih dulu. “Kurangi kecepatan lari, gunakan alat monitor pacu jantung. Ini adalah cara berlari cerdas, jangan memaksa tubuh terlalu keras,” saran Figueroa.

    Atur monitor jantung pada kecepatan yang diinginkan, dan jangan berlari melebih kecepatan yang telah ditetapkan tersebut. Biarkan tubuh Anda beradaptasi terlebih dulu, sampai akhirnya Anda mampu berlari dengan ritme yang Anda impikan. Intinya, Anda bisa mencapai kecepatan yang diinginkan, tetapi jangan sampai memaksa tubuh di luar batas kemampuannya.

  4. Jangan mengandalkan tumit

    Saat sedang berlari, hindari mendaratkan tumit terlebih dulu. Simpan kekuatan tumit Anda untuk sesi berlatih jalan kaki. “Ketika Anda berjalan normal, posisi kaki yang lain secara otomatis ‘menempel’ pada dataran, namun saat lari, ada momen di mana tubuh sedikit melayang ringan. Jadi berbahaya jika saat lari, Anda menggerakkan kaki bak sedang berjalan,” ujar Alex Figuerora, pelatih lari dan pendiri Priority1 Wellness. Kebiasaan berlari dengan mengandalkan kekuatan tumit dapat mengakibatkan nyeri punggung dan lutut.Saat berlari, pastikan bagian kaki yang menginjak dataran adalah telapak depan. Cara ini memudahkan otot Anda untuk “menangkap” bobot saat tubuh berada dalam posisi melayang. Gerakan seperti ini mengurangi efek terjadinya cedera pada tulang dan sendi.

Mari lari!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s