CipaliDuo Challenge: Memburu “Celeng” di Jalan Tol

gussur.com – Awalnya tidak berniat ikut lomba duathlon ini. Membayangkan lari di jalan tol tanpa peneduh bisa dibayangkan betapa tersiksanya. Namun embel2 jalan tol yang akan dibuka membuat hati terusik. Pasti akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Bisa jadi bahan “kesombongan” ketika melintas di jalan ini bersama orang lain. “Eh, saya pernah nyepeda dan lari di sini lo!”

Saya pun memutuskan ikut yang jarak pendek (Sprint). Sepeda 20 km dan lari 5 km. Kategori lain Long Distance, sepeda 90 km dan lari 21 km. Terusik juga dengan yang Long, tapi kebetulan waktu itu sudah sold out. Wahjal, beruntung deh ….

Ketika ambil racepack, ada keterangan bisa pindah kategori sebelum 22 Mei. Iseng kirim email ke panitia, ternyata yang dimaksud itu ganti nama peserta. Tetep batal di Long Distance deh.

***

Pagi sekitar pukul 05.00, dari mess Metaform tak jauh dari pintu tol Cikampek – saya dan Ketut menuju lokasi. Sempat tersasar karena keburu-buru dan jalanan masih agak gelap. Untung bertanya sehingga kesasarnya tak kebablasen sampai Sate Maranggi.

Ternyata lumayan jauh lokasi lomba. Sempat waswas Ketut terlambat start karena dia ikut Long Distance. Beruntung masih ada waktu buat persiapan sebelum yang Long start. Untuk kategori ini ada 5 wave start dengan jeda antarwave 15 menit. Setiap wave ada 50 peserta.

Kategori Sprint dimulai sejam setelah start Long wave pertama alias pkl. 07.00. Berhubung hanya berdua dengan mas AH, maka ketika mas AH sudah duluan maka saya pun menggowes sendirian. Sempat membuntuti seorang peserta tapi ternyata kalah sprint. Sepeda besiku tak mampu mengimbangi lajunya sehingga menjauh. Sesekali saja mendekat, namun habis itu jarak semakin lebar.

Praktis sprint dengan si Johnson (sepeda balap lawasku) sendirian terus sepanjang jalur. Angin terasa ketika gowes sendiri. Apalagi jalanan sedikit menanjak di awal. Paha terasa tertarik.

Ada sedikit jalan rusak sepanjang 250-an m di km 6. Lumayan buat memangkas waktu mereka yang kencang2 hehe …

Sekitar km 18 disalip rombongan yang bikin iri. Saling mengisi, tarik menarik. Ternyata mereka satu komunitas dan terbiasa latihan bareng ngeroad. Pantes. Mengejar dengan sisa-sisa tenaga masih tak terkejar juga.

Memasuki gerbang finish dibilang catatan waktu sekitar 40 menit. Lumayanlah …

Masuk ke ruang transisi, menaruh sepeda, ganti sepatu, minum sebentar. “Waktu tidak dihitung kok …” Suara dari panitia membuat aku menjadi santai. Tapi tetap saja kurang konsentrasi. Ya, maklum baru pertama kali ini ikut lomba dua jenis. Biasanya lomba sepeda atau lari saja.

Keluar dari ruang transisi lalu masuk gerbang start lari di jalur satunya. Jadi, lokasi start lomba ini tak jauh dari gerbang tol. Dengan begitu ada betonan menyatu seluas jalan sebelum terpisah oleh tanah median. Jalur sepeda menggunakan jalan tol arah Palimanan, sedangkan jalur lari menggunakan jalan tol arah Cikampek. Long Distance berarti gowes sejauh 45 km arah Palimanan lalu balik lagi. Di titik 45 ini ada pencatat waktu tentunya, biar tak ada yang curang. Untuk Sprint berarti cuma 10 km titik baliknya. Begitu juga dengan jalur larinya.

Lari sekitar pk 08.00 di atas jalan tol beton terasa berat dan menyengat. Di depan sudah terlihat mas AH. Pelan tapi pasti aku bisa menyalip rombongan roadies yang tadi menyalip saat gowes di km 18-an. Hehehe … sekarang gantian saya yang “ngentutin” mereka.

Semakin jauh berlari kok ada yang aneh di kepala. Refleks tangan memegang kepala! Ya amplop, ternyata belum copot helm. Pantes terasa lebih berat.

Melewatkan water station karena cuma 5 km saya pun bisa menembus waktu di bawah 30 menit.

Saya lalu membayangkan jika ikut Long Distance. Angin semakin kencang menerjang badan ketika gowes, dan panas menyengat kepala ketika lari. Tapi saya yakin, pasti akan ada senyum ketika semua sudah selesai.

Akhinya kesampaian juga memburu “celeng” di jalan tol yang akan dioperasikan pada Lebaran 2015 ini.