gussur.com – Banyak yang bilang olahraga lari tinggal nyiapin sepatu saja. “Olahraga yang murah lari itu,” begitu komentar orang-orang.
Setelah menekuni setahunan berlari, ternyata murah itu relatif. Mungkin benar juga kalau dibilang lari itu murah. Tinggal modal celana pendek, kaos, dan sepatu. Saya menyebutnya sebagai lari minimalis.
Namun, masih jadi pertanyaan. Minimalis yang mana? Mengambil analogi rumah, minimalisnya RSS beda dengan minimalisnya rumah mewah. Iya kan?
Ono rego ono rupa. Kiasan bahasa Jawa ini ada benarnya. Jadi, celana murah misalnya akan berbeda rupa dengan celana mahal. Berbeda rupa ini manifestasinya ke soal kenyamanan
Lari menjadi tidak murah jika Anda terpengaruh lingkungan. Ya, maksud saya tak kuat menahan godaan untuk membeli peralatan lari yang seakan tak ada batasnya. Juga pingin eksis.
Gambaran murah tadi akan segera sirna jika Anda bergabung dengan komunitas yang sangat memperhatikan penampilan. Di sinilah kita harus bisa mengukur diri.
***
Mari kita telusuri dari bawah ke atas. Sepatu lari harganya mulai dari Rp300-an ribu sampai jutaan. Lalu kaos kaki, mulai yang biasa saja sepuluh ribu tiga sampai ratusan ribu yang cepat kering dan bisa “memijat”.
Ke atas dikit pilihan, namanya compression, seperti manset tangan yang dipakai di betis. Model ini ada yang menyatu sebagai kaos kaki ada yang terpisah. Ada juga yang langsung menjadi celana.
Sebelum menuju kaos ada tas pinggang. Ada banyak sebutan tapi intinya kantung yang dipakai untuk menaruh pernak pernik dan diikatkan di pinggang.
Pernak pernik itu bisa ponsel, dompet, kunci, sampai botol minum. Botol minum ada yang dua ukuran sedang, tiga atau lebih ukuran kecil, atau satu ukuran besar. Harganya variatif, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Ada yang gak mau ribet dengan tas pinggang lalu membawa tas punggung. Ukurannya ada yang sepunggung penuh, ada yang sepunggung tengah saja. Rata2 sekalian sebagai penaruh kantung air atau bladder. Harganya dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
***
Beralih ke kaos. Kebanyakan berjenis dry fit. Cepat kering. Membuang keringat tersapu angin saat berlari. Jadi berbeda dengan kaos katun yang justru menyerap keringat, kaos untuk lari “membuang” keringat. Harganya juga mulai dari ratusan hingga sekitar sejuta an.
Kaos yang kurang baik berada di tengah2 antara katun dan dryfit yang sesungguhnya. Tidak segera kering, tapi juga tak menyerap banyak keringat. Lepek istilah awam.
Di area kepala bisa kita lihat buff, topi, kacamata, serta earphone. Buff bisa mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu. Berguna untuk menyerap keringat dari kepala sehingga tidak menetes yang membuat kita harus menyeka keringat dari kening. Juga pelindung dari panas.
Buff bisa digantikan topi. Ada topi yang full menutup kepala ada yang hanya melingkari kepala saja. Namun tetap ada “lidah” yang akan melindungi mata dari terpaan sinar matahari. Harganya di kisaran ratusan ribu. Sama seperti kaos, bahannya berjenis dryfit.
Kaca mata pilihan. Pakai lebih keren dan bisa untuk menyembunyikan kerlingan mata (ehmm… yang suka plirak plorok). Tentu juga melindungi mata dari terpaan sinar mentari. Tak pakai kaca mata juga gak masalah sih. Setidaknya bisa mengurangi anggaran antara ratusan ribu hingga se jutaan rupiah.
Begitu pula dengan earphone. Ada yang suka berlari sambil mendemgarkan musik sampai2 aplikasi Spotify pun membuat “folder” kumpulan lagu buat menemani lari. Karena bakalan kena keringat maka earphone yang dipakai pun khusus, yang buat olahraga. Harganya ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Nah, tergambar kan betapa olahraga lari itu tidak murah. Tapi bisa “dimurahkan” kok. Dan tak banyak mengorbankan kenyamanan. Caranya, berburu diskon. Biasanya ketika ada model baru, model lama didiskon. Bisa 10 persen, tak jarang 80 persen. Baik sepatu atau perlengkapan lain.
Ada guyon soal harga ubarampe lari ini. “Harga gak masalah, yang penting diskon 70 persen.”
Eh, tapi meski sudah 70 persen, harganya masih ratusan ribu juga lo.
Ribet? Mahal? Semua mah tergantung di niat.
Selamat berlari.