Ciremai Trail Run: Nyasar Kok Berjamaah Ya …

Medali penamat Ciremai Trail Run

gussur.com – Sepertinya sejak ikut BTS, nyasar waktu ikut lomba trail run menjadi kebiasaan saja. Dari Sentul Ultra, Merapi, hingga yang baru-baru ini Ciremai. Eh, ini bukan ngetrail menuju puncak Gunung Ciremai ya. Tapi hanya di ereng-ereng-nya. Titik tertinggi 1.054,5 mdpl. Bandingkan dengan tinggi puncak Ciremai yang mencapai 3.078 mdpl. Jadi masih jauhhhh …. di bawah puncaknya.

Ada dua kategori yang diperlombakan: 10K dan 25K. Berbeda dengan lomba-lomba trail lainnya, Ciremai Trail Run (CTR) tidak mematok biaya pendaftaran. Hanya memberi batasan: bayar sesukanya. Pay as you wish. Meski serelanya, namun ternyata pelaksanaannya tidak main-main. Memang tidak ada timing chip, namun di Race Pack (RPC) ada minuman energi banteng nyruduk, koyo Hansaplast, plus empat voucher menarik (berenang di kolam renang Grage Resort Kuningan, kelapa muda, tahu gejrot, plus nasi kotak).  Soal nasi kotak jadi teringat dengan Lawu Trail Run yang juga memperoleh nasi kotak habis finish.

Bersama-sama teman se-Pelari[an] saya berangkat Sabtu (6/8) menggunakan Elf yang bermasalah AC-nya. Jadilah sebelum lari sudah kepanasan. Eh, malah belum ambil RCP ding. Beruntung Elf tidak terisi penuh, hanya bertujuh. Bayangkan kalau full. Betapa pengapnya meski AC menyembur. Soalnya semburan uap panas yang keluar hehe …

Sampai Cirebon sudah menjelang sore langsung ambil RCP, dilanjut kuliner Nasi Jamblang Ibu Nur. Sudah pesan tak pakai sambal, pelayan sudah terprogram ambil sambel. Terpaksa dikembalikan lagi sambelnya. Tapi sudah membekas. Pas makan terasa pedasnya.

Nah, kisah pedes ini yang membuat begitu sampai tempat lomba aku langsung nyari toilet. Kirain hajat semalam sudah tuntas. Nyatanya, setelah kemasukan nasi kuning sarapan dari Smile Hotel, hajat itu berlanjut.

***

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, kategori 25 km pun diberangkatkan. Trek langsung nanjak alus. Sekitar sekilo belok kanan masuk jalan perkampungan. Masih beraspal tapi bukan hotmix. Terus tanjakannya mulai gak sopan. Sampai kemudian ketemu dengan pertigaan. Pas ambil yang ke kiri ternyata ada yang balik arah. Salah arah. Akhirnya ambil jalur kanan. Turunan pada ngacir.

Tenaga masih full, pagi hari, turunan. Kombinasi yang cocok untuk tidak memperhatikan sign. Sekitar sekilo mulai pada blingsatan. “Salah arah. Tadi ada tanda km 24 dan 23,” kata yang di depan. Namun ada yang berpendapat benar arahnya berdasarkan rute yang dia simpan di Fenixnya.

Saya bimbang sebelum akhirnya ikut yang terus. Seingatku memang ada jalur yang menyatu antara start dan finish. Jalanan semakin menurun dan ketemu dengan seorang marshal. Sempat melihat penanda km dengan angka 22 KM.

“Benar ini jalannya?” tanya salah seorang peserta.

“Benar.”

Sampai akhirnya ketemu WS 4. Marshal yang jaga di situ keheranan. WS belum siap tapi kok peserta sudah menggeruduk? Terjadi argumen yang akhirnya para peserta kalah argumen karena memang ini jalur “pulang”. Hampir semua ngedumel karena baliknya kan nanjak gak sopan.

Jika diitung-itung dengan yang balik tadi, sekitar 20-an peserta yang nyasar. Eh pas mau balik ke titik kesasar, ketemu rombongan lain yang nyasar juga. Untung mereka belum terlena turunan. Jadi masih bisa ketawa-ketiwi. Malah terlempar usulan untuk balik ke tempat start lagi aja hehe …

Akhirnya ada marshal pakai trail yang menunjukkan jalan yang benar. Ternyata, sebelum pertigaan tadi, ada jalan setapak di sebelah kiri. Tidak terlihat dengan jelas karena marka pita putih merah tidak menyolok mata. Apalagi pas nanjak. Kalau ramai-ramai ya pasti ngikut yang depan saja.

***

Maunya cepat malah jadi paling buntut. Untung pemandangan cukup menghibur. Lewat persawahan misalnya. Hampir saja ada yang kesasar juga pas lewat pematang sawah. Harusnya belok kanan peserta ini malah lurus.

Jalan mulai menanjak dan ketemu beberapa peserta tua. Belum ngeh kalau mereka satu kelompok. Sempat ngobrol dengan seorang ibu-ibu yang umurnya sekitar 60-an. Menggunakan tas selempang dan pakai “trekpole” bambu yang sepertinya sudah dipakai bertahun-tahun. Mirip tongkat akar bahar hehe … Datang bersama rekan-rekannya dari Pekalongan Hash House Harriers. (PH3)

Ternyata kehadiran rombongan PH3 ini memberi warna tersendiri dalam CTR kali ini. Seperti bapak-bapak yang menggunakan trekpole tapi kepanjangan sehingga malah mengganggu saat jalan setapak menanjak. Atau seorang peserta yang berjalan sambil merokok! Iya, merokok! Saya sempat tidak percaya ketika membaui asap rokok di belakang bapak ini. Begitu menyalip saya baru percaya memang bapak ini yang merokok. Bahkan ia menawari saya hehe… Karena jalan setapak sehingga tak leluasa untuk mengobrol maka saya jalan duluan.

Menyusuri trek CTR mengingatkanku pada Sentul. Pohon pinus dan kebun kopi. Hanya saja, jika di Sentul kopi belum berbunga, di sini bermekaran. Beberapa ada yang siap panen. Berlari di tengah wangi kopi memberikan tenaga tambahan. Begitu juga berlari di atas bantalan daun pinus yang gugur. Empuk dan tak takut kejeblos lubang.

Bahkan ada bonus yang membuat ingatan masa kecil melenting seiring langkah kaki. Hamparan pohon melinjo. Mengingatkan dulu subuh-subuh jalan kaki seputaran kampung sambil memunguti buah melinjo yang jatuh. Hasilnya dikumpulkan dan dijual ke pasar. Ah … jadi tersenyum sendiri mengingat itu. Dan tanpa sadar saya kesasar lagi! Saya tidak memperhatikan penanda untuk belok kanan di kerimbunan pohon melinjo itu. Kali ini langsung tersadar begitu sudah jauh tidak melihat taburan kertas.

Jika ada ujaran “bahkan keledai pun tak mau jauh ke lubang yang sama untuk ketiga kali”, maka di CTR ini saya membuktikan bahwa saya bukan keledai. Soalnya kesasar lagi setelah itu. Sewaktu jalanan menurun saya terlalu bersemangat lari dan ketika melewati sebuah tikungan tajam saya tak memperhatikan sign. yang seharusnya berbelok kanan itu. Saya tak sadar sampai melewati sebuah terowongan pendek. Terbentuk dari akar pepohonan.

Lucunya, pas balik saya kembali tak memperhatikan di mana saya tadi berawal. Makanya, pada pertigaan saat saya tadi harus belok kanan saya malah lurus. Alias kembali ke jalur tadi. Baru kaget ketemu dengan peserta yang sempat familiar karena sempat lari bareng agak lama di sebuah turunan tajam tadi. Duh jadi linglung gini hehe … Coba kalau tidak ketemu peserta yang berasal dari komunitas Bandrex, bisa-bisa saya baru sadar salah jalan ketika bertemu dengan WS3!

***

Demi amannya saya pun ngintil peserta dari Bandrex tadi. Sampai tak sadar batre jam Garmin sudah habis. Terpaksa mengeluarkan powerbank dan mengechargenya. Sudah males untuk merekam jejak lagi. Toh sudah terlewati 25 km. Jadi anggap ini bonus.

Sedikit menanjak dan melewati hutan pinus, masuk ke jalan kampung sebelum akhirnya ketemu dengan WS4. Jika tadi semangka masih berbentuk bulatan utuh, sekarang sudah terbelah-belah. Meja untuk menaruh air dan buah pun tak lagi di tengah jalan.

Ugh … kembali menapaki jalan menanjak. Kali ini ditingkahi sinar mentari yang genit sekali. Ingin aku mencubitnya biar lari menyelinap di balik awan. Soalnya, panas dan capai jadi membuat malas untuk bergerak. Pas di bawah kerindangan pohon berhenti dan ngadem sebentar sambil membuang kerikil nakal yang entah bagaimana masuk ke dalam sepatu.

Dengan sisa tenaga yang ada akhirnya sampai juga di jalanan aspal. Angka km 25 juga sudah terlihat. Jalanan tinggal menurun. Sempat berpapasan dengan nenek-nenek penduduk sekitar yang mengenakan kaos kaki sebagai alas kaki. Duh, kalau sudah kelihatan garis finish ingin tak kasih sepatuku ke nenek-nenek itu. Tapi terlalu besar sih ukurannya.

Begitu melihat Elf warna oranye hati ini berbunga-bunga. Ya, sebentar lagi finish dan masuk ke Elf itu untuk ambil baju ganti dan mandi! Lengket bener nih keringat.

Dan langkah kaki yang berlari pun aku hentikan begitu melewati gerbang finish. Menoleh pada papan waktu terlihat 5:50. Ah, masa bodoh dengan Beat the Clock! Enggak nyasar pun enggak bakalan dapat hehe …

Hasilnya beginilah …
Results - Ciremai Trail Run 2016-08-24 16-39-40

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s