gussur.com – Pada 5 Desember 2015, Shota Noda (21), mahasiswa Universitas Nasional Yokohama, dari Zama, Perfektur Kanagawa, kehilangan telepon pintarnya bersama kartu identitas saat naik kereta Nanbu Line. Kereta ini menghubungkan Stasiun Kawasaki dan Stasiun Tachikawa di Tokyo.
Noda lalu menghubungi pihak operator kereta dan malah melaporkan kehilangan barang tersebut ke kantor polisi. Namun sia-sia karena barang-barang tadi tak ketemu juga. Noda lalu meminta universitas menerbitkan kembali kartu identitasnya dan menggunakan telepon bekas untuk sementara waktu.
Pada 11 Januari 2016, Noda menerima pesan dalam bahasa Inggris di laman Facebooknya. Foto dia yang diambil dari kartu identitas mahasiswa dilampirkan di pesan itu. Pesan itu bertanya apakah kartu tersebut milik dia? Noda dengan segera mengerti maksud pesan tersebut.
Dia baru tahu bahwa telepon dan kartu mahasiswanya ditemukan di Jakarta, 5.800 km jauhnya dari Jepang.
Menurut East Japan Railway Co., Kantor Cabang Yokohama, Desember 2015 perusahaan itu menjual 120 gerbong kereta ke Indonesia. Gerbong yang dinaiki Noda ternyata sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan untuk menjalani “kehidupan keduanya” di Indonesia.
Ketika gerbong-gerbong itu sampai di Jakarta, Syahri Rochmat (24), pegawai PT KAI yang bertugas mengecek gerbong-gerbong itu menemukan ponsel Noda. Di ponsel itu terselip juga kartu mahasiswa atas nama Shota Noda.
Meskipun Rochmat menyukai kereta-kereta dari Jepang, bahkan ia membuat kaos bergambarkan kereta Jepang, namun ia tidak paham bahasa Jepang. Makanya ia memotret kartu mahasiswa tersebut dan mengunggahnya di Twitter sambil bertanya apakah ada yang kenal dengan orang yang ada di kartu tersebut.
Ternyata cuitan itu sampai ke teman-temannya yang suka dengan kereta Jepang. Satu dari mereka lalu menghubungkan dengan pihak universitas.
Diambil langsung
Noda meminta Rochmat untuk mengirimkan ponselnya melalui surat internasional. Namun ia menyerah karena tidak bisa menjelaskan permintaannya itu dalam bahasa yang dimengerti Rochmat.
Akhirnya Noda memutuskan untuk pergi ke Jakarta, mengambil sendiri ponselnya, setelah selesai mencari pekerjaan di bulan Juni.
Pada 27 Juli 2016, Noda dan Rochmat bertemu di Jakarta untuk pertama kalinya. Noda menerima ponsel dan kartu identitas mahasiswa dari Rochmat. Mereka mengabadikan momen bersejarah itu dengan “ponsel ajaib”.
Bulan Agustus Rochmat berkunjung ke Tokyo, Jepang. Noda menjemputnya dan membawanya berkeliling kota. Mirip peristiwa yang dialami Noda, tas berisi cendera mata milik Rochmat tertinggal di rak kereta. Namun tas itu kemudian dikirimkan ke bagian barang hilang dan ditemukan di stasiun terdekat.
Persahabatan antara Rochmat dan Noda menjadi topik hangat di Internet. Noda bahkan menerima permintaan pertemanan dari sejumlah orang Indonesia yang meminati dunia perkeretaapian di laman Facebook-nya.
“Ponsel ini dan persahabatan baru sangat berharga bagiku,” kata Noda.