gussur.com – Dulu waktu awal2 suka bersepeda tak terpikirkan untuk bermain2 di Mangunan. Kawasan berbukit yang tiba2 saja memicu kegairahan wisata lokal lewat Hutan Pinus dan Taman Buah Mangunan ini kurang ramah bagi pesepeda. Jalannya nyengkrek dalam jarak pendek. Nyengkrek adalah istilah untuk tanjakan curam.
Biasanya saya hanya bersepeda sampai awal tanjakan panjang sebelum Bukit Bego yang menjadi bukit unjuk kepiawaian pemotor cross. Dari situ saya melipir ke belakang makam raja2 Yogya dan Surakarta kembali ke rumah.
Kali ini saya mencoba pergi agak jauh. Semakin jauh pergi tentu semakin banyak hal yang bisa diperoleh. Dirasakan.
Awalnya mau pagi2 benar gowes. Apa daya hanya bisa bangun semata untuk mematikan alarm pukul 05.00. Padahal ada dua alarm yang nyala bersamaan. Jadi emang badan sudah capek tahap sundul langit.
Ok. Waktu sudah menunjuk pukul 07.00. Kadung wis diniati. Aku segera beberes dan mengeluarkan Gianto. Debu menempel di sana-sini. Sebagai bukti kalau jarang dipakai.
Setengah jam kemudian aku pun mancal pit.
Kali ini lebih santai meski dibatasi waktu. Siang hari ada urusan lain. Jadi ya bergegas maju tak gentar.

Kali ini mencoba banyak berhenti untuk memotret.

Bukit Bego, spot pertama buat foto2an. Jalan mulus berkelak-kelok. Vandalisme rambu2 Menu sarapan di hutan pinus. Pinus asri, dari luarnya saja. Sedikit kelewatan, tapi balik juga demi foto. Sempat bertanya ada jalan lain untuk segera sampai Pleret dari Puncak Becici? Ternyata disuruh lewat Cinomati.
Selepas Cinomati saya mengambil jalur ke Wonolelo. Ini kampung yang terlihat dari spot-spot swafoto di Puncak Becici. Masih banyak sebenarnya daerah Pleret yang bisa dieksplore. Lain kali deh…
Sampai rumah masih bisa mandi dan segera menyelesaikan urusan.
Luma
