Halaman Belakang Sentul …. Surga Pemburu Elevation Gain

gussur.com – Sentul letaknya tak terlalu jauh dari Jakarta. Begitu juga dari Bogor. Musim pandemi sekarang ini kawasan Sentul ramai oleh pesepeda. Di kawasan Sentul City kita bisa menemukan banyak “base camp” para pesepeda, untuk kemudian mereka menjelajah wilayah belakang Sentul.

Ya, di belakang Sentul terhampar perbukitan dengan curug-curug yang memikat. Tanjakan-tanjakan curam namun pendek tentu tersedia banyak. Inilah yang diburu tak hanya pesepeda tapi juga pelari.

Dulu aku mengenal halaman belakang Sentul ketika menyusuri jalur offroad ke Pondok Pemburu dengan MTB hardtail S-Work (kw). Melewati depan rumah Prabowo dari jalan lama, kemudian menyusuri jalan tanah yang kadang tertutup oleh longsoran tebing. Baliknya melewati jalan datang atau lewat turunan setapak menantang yang sekarang diaspal mulus di samping helipad. (Ini menjadi jalan wajib sekarang ini karena jalan lama ditutup.)

Pengembaraan menjauh sampai tembus ke Pondok Pemburu. Tak rutin, sehingga jalur kadang menghilang tertutup ilalang. Jalur ini memang jarang dilalui orang.

Namun karena jarang dilalui itu, pemandamgannya sungguh menakjubkan. Bukit-bukit dengan tutupan pohon rapat menghampar di depan jalur kami.

Setiap menyusuri jalur ini aku selalu merasa tempat ini tidak di Sentul yang begitu dekat dari Jakarta.

Berbilang tahun kemudian aku menyusuri jalur ini dengan berlari. Barulah kenal dengan beberapa kampung di sini. Paniisan, Wangon, Rawagede, Paseban. Awalnya lari dari Km0 ke Cisadon. Kemudian dari Gn. Pancar ke Pondok Pemburu.

Waktu itu relatif masih sepi jalur-jalur pelarian di sini. Bahkan ketika diadakan lomba lari trail, banyak peserta yang kesasar. Waktu itu alih lahan sudah mulai terlihat. Utamanya ke kopi.

Sempat off cukup lama tak menyambangi halaman belakang Sentul ini, aku kemudian menapaktilasi lavi rute-rute di sini. Berawal dari ajakan untuk ngetrail di “gunung kembar” Sindoro-Sumbing.

Trekking dari Km0 ke Cisadon sudah membuatku terkaget-kaget. Betapa jalur yang dulu rumpil dan kadang tertimbun longsoran kini sudah jembar. Batu-batu lepas pun sudah dipadatkan dengan backhoe. Yang bikin surprise, banyak warung di sepanjang rute ke Pondok Pemburu.

Oya, Pondok Pemburu hanya tinggal nama. Pondok yang jadi sumber kebahagiaan karena bisa menyantap mi instan dan teh manis itu sudah rata dengan rumput.

Jalan menuju Cisadon tak lagi jalan setapak. Kendaraan roda empat jenis pickup sudah bisa melewatinya. Nyaman. Tapi jadi kurang nyaman bagi pelari atau pesepeda. Terlebih iring-iringan motor kros yang menyalip tanpa permisi bikin senewen.

Toh ada hikmah yang bisa dipetik dadi perubahan itu. Pelari yang suka mencari celeng Elevation Gain (EG) jadi kreatif. Kontur berbukit-bukit halaman belakamg Sentul ini memudahkan pelari mencapai EG besar dalam jarak yamg relatif pendek. Misalnya, Paniisan -Wangon yang berjarak sekitar 2km saja sudah mampu menggaet EG sebesar 400. Beberapa jalur masih aman dari serbuan ban pacul motor kros.

Menuju Makam Keramat Gunung Pancar bisa menjadi pilihan untuk memperoleh EG yang lumayan. Dari kawasan air panas Gunung Pancar jalan menuju ke sini sudah dibeton. Berundak-undak, dengan jumlah undakan sebanyak 769. Ada dua makam. Hanya saja ke makam satunya jalan buntu, namun dipercaya di sinilah letak puncak Gunung Pancar.

Nah, kalau mau mencari celeng EG, silakan jelajahi halaman belakang Sentul. Dijamin kelar sehari!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s