gussur.com – Memperoleh ballot Sydney Marathon adalah satu hal, menjajal jalur Great Ocean Road adalah hal lain. Bahkan ini lebih menguasai pikiran sejak keberangkatan dari Bandara Sukarno-Hatta, Cengkareng.
Meski selepas Sydney Marathon tubuh saya tergeletak letih namun pikiran justru segar dan liar membayangkan petualangan menyusuri Great Ocean Road. Terlebih akan mampir ke Twelve Apostles. Alih-alih langsung pulang, keputusan bulat: melompat ke babak baru menuju pesisir selatan Victoria, mengejar keagungan Twelve Apostles—ikon alam Australia, tempat manusia merasa kecil di antara ciptaan Tuhan.
Menyatu dengan alam: sensasi kecil di tengah pilar raksasa
Awalnya mau memulai dari ujung Great Ocean Road selepas Melbourne. Namun peta mengarahkan ke jalur yang lebih cepat. Masuk ke pedalaman. Kami sudah kehilangan banyak waktu ketika mengurus koper yang kami tinggal di Stasiun Kereta Melbourne.
Satu hal yang harus dipertimbangkan ketika menyewa kendaraan sendiri adalah tarif parkir. Harus paham betul tentang aturan-aturan parkir di pinggir jalan dan berapa tarifnya. Juga parkir di dalam gedung. Tidak seenaknya seperti di Indonesia hehe….
Alhasil, parkir di gedung dekat stasiun tak sampai 2 jam kena biaya sekitar Rp350 ribu.
Selepas Melbourne jalanan sudah mulai sepi. Lurus. Halus. Memasuki Great Ocean Road mengingatkan akan jalur pantai Selatan Pulau Jawa. Hanya tak banyak rolling. Semilir angin laut mulai terasa.
Menginap semalam di Princetown Recreation Reserve, kami tiba di Twelve Apostle menjelang siang. Kami memarkirkan kendaraan dan segera menuju ke tepi Twelve Apostle. Langsung merasakan diri ini kecil di bentang alam ciptaan Tuhan. Teringat dengan bentang alam di seputaran Pacitan, Kebumen, atau Ciletuh. Hanya saja Twelve Apostles membentangkan pilar-pilar kapur berumur jutaan tahun, menjulang bak katedral alami. Di Tanah Air, formasinya memang serupa, namun komposisi batuan dan sejarah geologi sangat berbeda.
Bagaimana Twelve Apostles terbentuk?
Twelve Apostles adalah hasil kreasi dahsyat waktu, ombak, dan angin. Jutaan tahun lalu, wilayah ini adalah dasar laut. Endapan kerangka hewan laut menjadi batu kapur. Ombak menggerus perlahan, menciptakan gua laut, yang runtuh jadi ‘sea arches’, lalu terpisah membentuk pilar-pilar ‘sea stacks’ yang kita lihat sekarang—menjulang 45–50 meter di atas permukaan air.
Perubahan terus terjadi; pilar-pilar lama runtuh, calon pilar baru terus tumbuh, membuat lanskap ini selalu dinamis. Dan jumlahnya tak lagi 12. Bisa jadi dulu pun tidak 12. Angka ini lebih mengacu ke Apostle.
Saat ini, berdasarkan sumber resmi terbaru, tinggal tujuh batu karang yang masih berdiri. Pada 3 Juli 2005, satu pilar runtuh karena erosi laut dan cuaca. Kemudian satu lagi runtuh sekitar tahun 2009. Dari gardu pandang utama kita bisa melihat dengan jelas enam pilar. Pilar ketujuh agak terpisah dan tidak terlihat dengan jelas. Jika ingin melihat dengan jelas, ada tur helikopter.
Pilar batu itu terdiri atas limestone yang lembut sehingga mudah tergerus oleh angin, ombak, atau hujan. Sedikit demi sedikit terkikis. Bisa jadi tebing-tebing yang ada di dekat situ nantinya akan menjadi pilar-pilar baru.
Daya tarik wisata dan sejarah jumlah pilar
Dulu kawasan ini disebut ‘Sow and Piglets’, namun demi daya tarik wisata, nama Twelve Apostles dipilih. Meski namanya Dua Belas Rasul, faktanya pilar yang berdiri tak pernah pas dua belas; saat ini hanya tujuh yang tegak setelah beberapa runtuh akibat abrasi laut.
Setiap detik, ombak menggerus fondasi. KIta yang melihat adalah saksi lansekap yang terus berubah. Siapa tahu di kunjungan berikutnya jumlah pilar sudah berkurang lagi.
Sebagai tempat tujuan wisata, Twelve Apostles memang magnet: lebih dari 2 juta pengunjung per tahun. Bahkan area Great Ocean Road total menyedot 3–5 juta traveler domestik dan internasional yang berkontribusi signifikan pada ekonomi Australia.
Sepanjang Great Ocean Road memang bisa ditemukan pantai-pantai menarik dan ikonik. Jadi, sayang sekali kalau hanya sehari melintas di sini.
Penutup
Ada banyak cara menuju Twelve Apostles ini. Rute tercepat bisa dipilih naik pesawat Sydney – Melbourne (± 1,5 jam), lanjut shuttle ke Geelong Station, dan dari sini naik kereta ke Colac/Warrnambool. Lanjutkan dengan transportasi lokal ke kawasan Great Ocean Road. Total waktu efektif sekitar 6–7 jam.
Alternatif lain, naik kereta seperti yang saya jalani. Butuh waktu semalaman jika naik kereta dari Sydney–Melbourne. Lanjut kereta ke Warrnambool, dan kemudian menyewa kendaraan ke Twelve Apostles.
Jika punya banyak waktu, jalan darat adalah solusi yang super-mewah. Sewa mobil dari Sydney, lantas menyusuri Hume Highway, Princess Highway, dan masuk Great Ocean Road. Perjalanan darat sekitar 1.100 km, setara melintasi Pulau Jawa dari ujung ke ujung. Tanpa perlu lewat tol hehe…. Bisa menginap di Canberra atau Melbourne. AKan sangat puas menyesapi keindahan Australia bagian selatan.
Tips:
- Pesan tiket dan penginapan jauh hari. Bahkan kalau kita mau camping. Kecuali budget bukan masalah.
- Usahakan tiba di Twelve Apostles waktu fajar/senja untuk pengalaman visual maksimal.
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat melakukan perjalanan darat dengan kendaraan sewaan:
- Berkendaralah di kiri! Selalu ingat aturan Australia.
- Patuhi batas kecepatan dan rambu lalu lintas. Terutama ketika memasuki perkotaan. Cek selalu speed camera. Tak usah grogi ketika dibuntuti. Ada jalur-jalur tertentu untuk menyalip. Biasanya setiap 5 km.
- Cegah kelelahan, istirahat rutin di spot wisata/fasilitas publik.
- Waspada satwa liar, terutama pagi/malam hari. Mereka kadang menyeberang tanpa sinyal!
- Pastikan isi bahan bakar penuh sebelum masuk rute panjang.
- Cek kendaraan siap tempur: ban, rem, dokumen, toolkit, ban serep.
- Siapkan jas hujan/pakaian hangat, cuaca bisa dramatis tiba-tiba berubah.
- Jangan tergesa menyalip, terutama di tikungan. Nikmati pemandangan, jangan sampai terlena.
- Manfaatkan slow lane untuk beri jalan pada kendaraan lain jika Anda ingin lebih santai.
- Selalu buang sampah di tempatnya dan parkir sesuai aturan.
- Perhatikan info longsor, terutama setelah hujan lebat.